Thursday, January 29, 2009

it may work,you may try

gano1.jpg (48 KB)

Ganoderma di habitat aslinya adalah jamur yang hidup menempel pada batang-batang kayu pepohonan. Terdapat lebih dari 2000 spesies Ganoderma, tetapi hanya 6 jenis yang sudah diteliti secara ilmiah, yaitu jenis Ganoderma yang berwarna merah, hitam, biru, putih, kuning dan ungu. Dari ke-6 jenis Ganoderma tsb, hanya jenis Ganoderma berwarna merah dengan nama ilmiah Ganoderma lucidum yang paling bermanfaat untuk kesehatan. Mengingat manfaatnya, jenis Ganoderma lucidum ini sekarang sudah banyak dibudidayakan.
Ganoderma lucidum sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu ternyata sudah digunakan dalam pengobatan tradisional China, Jepang dan Korea. Di China Ganoderma lucidum dikenal dengan sebutan Ling Zhi, sedangkan di Jepang dikenal dengan nama Reishi, dan di Korea dikenal dengan nama Yeongji. Sebagai buktinya di dalam buku Pengobatan Tradisional China yang paling terkenal yaitu “Herbal Pharmacopoeia”, seorang ahli tumbuhan obat tradisional China yang hidup pada zaman dinasti Han bernama Shen Nong, sudah mengklasifikasikan Ling Zhi ke dalam golongan tumbuhan obat superior, dengan alasan:
Tidak beracun dan dapat dikonsumsi harian.
Bila dikonsumsi secara teratur dapat mengembalikan kesehatan tubuh dan memulihkan fungsi organ tubuh.
Mengatur dan mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh.
Dan di dalam buku “Compendium Materia Medica” yang memuat berbagai tulisan tentang tumbuhan obat dalam Pengobatan Tradisional China, seorang tabib bernama Lie Shi Zhen yang hidup pada tahun 1518-1593, juga sudah menerangkan manfaat jamur Ling Zhi ini. Menurutnya Ling Zhi bermanfaat sebagai chi / energi kehidupan untuk jantung, memperbaiki dan meperkuat organ di area dada serta bila dikonsumsi secara teratur dapat menjadikan seseorang sehat dan panjang umur.
Ganoderma Lucidum mempunyai senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan, antara lain:
Polisakarida yang terdiri dari 1,3-D- glucans dan Beta-1,6-D- glucans.
Triterpenoid berupa Asam Ganoderic.
Adenosin.
Protein berupa Ling Zhi-8 protein.
Mineral berupa Kalium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg).
Sedikit Germanium Organik.
Senyawa-senyawa lain berupa: Ergosterol, Coumarin, Mannitol, dsb.
Kandungan Polisakarida yang tinggi di dalam Ganoderma Lucidum bermanfaat untuk memacu pembentukan Interferon, Interleukin I dan Interleukin II di dalam tubuh manusia. Ketiganya berperan sebagai anti tumor dan kanker, penggempur penyakit karena infeksi virus, bakteri dan jamur, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Karena alasan ini maka Ganoderma lucidum dapat diberikan menyertai pengobatan medis untuk terapi HIV dan berbagai macam kanker terutama kanker prostate. Pada penderita kanker, pemberian Ganoderma lucidum berfungsi untuk: mengurangi keluhan-keluhan yang timbul selama chemotherapy dan radiotherapy, memperpanjang usia harapan hidup, dan mengurangi penyebaran kanker.
Triterpenoid yang disebut dengan Ganoderic Acid di dalam Ganoderma Lucidum bermanfaat untuk memperbaiki sistem sirkulasi darah dan jantung. Ganoderma lucidum bila dikonsumsi secara teratur dapat mencegah terjadinya perlekatan platelet (Trombosit), mengurangi pembentukan cholesterol jahat (LDL) & Trigliserida, serta menurunkan tekanan darah. Ketiga hal ini yang sering menimbulkan resiko penyumbatan pembuluh darah, yang menyebabkan terjadinya stroke, serangan jantung, dan gangguan-gangguan pada pembuluh darah kecil penderita Diabetes.
Ganoderic Acid juga memiliki efek anti alergi, sehingga dapat digunakan untuk mengobati berbagai bentuk alergi. Misalnya: asthma, bentuk-bentuk alergi kulit, dll.
Senyawa aktif Adenosin yang terkandung di dalam Ganoderma lucidum berfungsi untuk merelaksasi otot-otot tubuh, dan menenangkan sistem saraf pusat. Sehingga Ganoderma lucidum dapat digunakan untuk mengatasi stress, mengobati kesulitan tidur (insomnia), kelelahan akibat ketegangan saraf, dll.
Senyawa aktif lain dalam Ganoderma lucidum adalah Ling Zhi-8 protein yang berperan sebagai senyawa aktif yang memiliki efek anti alergi dan penyeimbang sistem kekebalan tubuh (immunomodulator). Sedangkan kandungan mineral Kalium (K), Calcium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam Ganoderma lucidum berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh yang optimal.
Manfaat lain Ganoderma lucidum selain tersebut di atas adalah: menjaga kadar gula darah pada penderita Diabetes tipe II, mengurangi produksi asam lambung dan mengatur pergerakan usus besar. Dalam menjalankan fungsi detoksifikasinya, Ganoderma Lucidum bertugas untuk meremajakan sel-sel hati (lever) dan membantu pengaturan fungsi ginjal.
Diamond Interest International memiliki produk Gano Plus yang berisi Ganoderma lucidum yang sudah dikemas praktis dalam bentuk kapsul, dengan cara pemakaian: Minggu I : 1 – 2 kapsul / hari & Minggu II : 2 – 4 kapsul / hari
Dikonsumsi dalam keadaan lambung kosong, dan dianjurkan selama mengkonsumsi Gano Plus sedikitnya minum minimal 8 gelas air putih / hari disertai cukup konsumsi vitamin C. Diharapkan dengan mengkonsumsi Gano Plus maka segala penyakit-penyakit kronis dapat teratasi.


Phone : +62812-70058384 /Henrie
Mail Address : henry_lava@yahoo.com.sg
City : Batam,Kepri,Indonesia

Wednesday, January 28, 2009

HIV,You know Guys

HIV

Human immunodeficiency virus (HIV) is a lentivirus (a member of the retrovirus family) that can lead to acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), a condition in humans in which the immune system begins to fail, leading to life-threatening opportunistic infections. Previous names for the virus include human T-lymphotropic virus-III (HTLV-III), lymphadenopathy-associated virus (LAV), and AIDS-associated retrovirus (ARV).[1][2]

Infection with HIV occurs by the transfer of blood, semen, vaginal fluid, pre-ejaculate, or breast milk. Within these bodily fluids, HIV is present as both free virus particles and virus within infected immune cells. The four major routes of transmission are unprotected sexual intercourse, contaminated needles, breast milk, and transmission from an infected mother to her baby at birth (Vertical transmission). Screening of blood products for HIV has largely eliminated transmission through blood transfusions or infected blood products in the developed world.

HIV infection in humans is now pandemic. As of January 2006, the Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) and the World Health Organization (WHO) estimate that AIDS has killed more than 25 million people since it was first recognized on December 1, 1981. It is estimated that about 0.6 percent of the world's population is infected with HIV.[3] In 2005 alone, AIDS claimed an estimated 2.4–3.3 million lives, of which more than 570,000 were children. A third of these deaths are occurring in sub-Saharan Africa, retarding economic growth and increasing poverty.[4] According to current estimates, HIV is set to infect 90 million people in Africa, resulting in a minimum estimate of 18 million orphans.[5] Antiretroviral treatment reduces both the mortality and the morbidity of HIV infection, but routine access to antiretroviral medication is not available in all countries.[6]

HIV primarily infects vital cells in the human immune system such as helper T cells (specifically CD4+ T cells), macrophages, and dendritic cells. HIV infection leads to low levels of CD4+ T cells through three main mechanisms: firstly, direct viral killing of infected cells; secondly, increased rates of apoptosis in infected cells; and thirdly, killing of infected CD4+ T cells by CD8 cytotoxic lymphocytes that recognize infected cells. When CD4+ T cell numbers decline below a critical level, cell-mediated immunity is lost, and the body becomes progressively more susceptible to opportunistic infections.

Eventually most HIV-infected individuals develop AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). These individuals mostly die from opportunistic infections or malignancies associated with the progressive failure of the immune system.[7] Without treatment, about 9 out of every 10 persons with HIV will progress to AIDS after 10-15 years. Many progress much sooner.[8] Treatment with anti-retrovirals increases the life expectancy of people infected with HIV. Even after HIV has progressed to diagnosable AIDS, the average survival time with Chlamydia antiretroviral therapy (as of 2005) is estimated to be more than 5 years.[9] Without antiretroviral therapy, death normally occurs within a year.[10] It is hoped that current and future treatments may allow HIV-infected individuals to achieve a life expectancy approaching that of the general public.